Sabtu, 15 September 2012

gula reduksi-tugas amami


GULA REDUKSI


Gula pereduksi merupakan golongan gula (karbohidrat) yang dapat mereduksi senyawa-senyawa penerima elektron, contohnya adalah glukosa dan fruktosa.Ujung dari suatu gula pereduksi adalah ujung yang mengandung gugusaldehida atau keto bebas. Semua monosakarida (glukosa, fruktosa, galaktosa) dan disakarida (laktosa,maltosa), kecuali sukrosa dan pati (polisakarida), termasuk sebagai gula pereduksi
Umumnya gula pereduksi yang dihasilkan berhubungan erat dengan aktifitasenzim, dimana semakin tinggi aktifitas enzim maka semakin tinggi pula gula pereduksi yang dihaslkan.

    PENGERTIAN GULA REDUKSI

Gula reduksi adalah gula yang mempunyai kemampuan untuk mereduksi. Hal ini dikarenakan adanya gugus aldehid atau keton bebas. Senyawa-senyawa yang mengoksidasi atau bersifat reduktor adalah logam-logam oksidator seperti Cu (II). Contoh gula yang termasuk gula reduksi adalah glukosa, manosa, fruktosa, laktosa, maltosa, dan lain-lain. Sedangkan yang termasuk dalam gula non reduksi adalah sukrosa (Team Laboratorium Kimia UMM, 2008). Salah satu contoh dari gula reduksi adalah galaktosa. Galaktosa merupakan gula yang tidak ditemui di alam bebas, tetapi merupakan hasil hidrolisis dari gula susu (laktosa) melalui proses metabolisme akan diolah menjadi glukosa yang dapat memasuki siklus kreb’s untuk diproses menjadi energi. Galaktosa merupakan komponen dari Cerebrosida, yaitu turunan lemak yang ditemukan pada otak dan jaringan saraf (Budiyanto, 2002). Sedangkan salah satu ontoh dari gula reduksi adalah Sukrosa. Sukrosa adalah senyawa yang dalam kehidupan sehari-hari dikenal sebagai gula dan dihasilkan dalam tanaman dengan jalan mengkondensasikan glukosa dan fruktosa. Sukrosa didapatkan dalam sayuran dan buah-buahan, beberapa diantaranya seperti tebu dan bit gula mengandung sukrosa dalam jumlah yang relatif besar. Dari tebu dan bit gula itulah gula diekstraksi secara komersial (Gaman, 1992).
Gula reduksi adalah gula yang dalam bentuk larutan alkali membentukaldehida atau keton. Gula reduksi dapat mereduksi ion logam karena mempunyai gugus aldehida atau keton yang dapat menarik kembali O2 dari logambasa, sehingga logam basa akan tereduksi dan mengendap sebagai Cu2O. Gula invert termasuk golongan gula reduksi karena dapat mereduksi ion tembaga dalam larutan alkali.
a.      Glukosa

            Glukosa merupakan salah satu monosakarida yang terpenting,kadang-kadang disebut gula darah (karena dijumpai di dalam darah), gula anggur (karena dijumpai dalam buah anggur), atau dekstrosa (karena memutar bidang polarisasi ke kanan). Di dalam molase terdapat glukosasekitar 14%.

 Sifat fisik dan kimia dari glukosa :

1.     Nama senyawa : Glukosa (d-)(α-)
2.     Rumus molekul : C5H11O5.CHO
3.     Massa molekul : 180.16
4.     Bentuk dan warna : rhombik
5.     Densitas : 1.54 gr/cm3
6.     Titik leleh : 146°C

b.     Fruktosa

                Fruktosa merupakan monosakarida sederhana yang banyak terdapat didalam makanan dan merupakan isomer dari glukosa. Fruktosa berwarna putih dan mudah larut dalam air. Fruktosa juga sulit dikristalisasidalam bentuk larutan. Didalam molase terdapat fruktosa sekitar 16%.

 Sifat fisik dan kimia dari fruktosa :

1.     Rumus molekul : C6H12O6
2.     Massa molekul : 180.16
3.     Titik leleh : 103oC
4.     Warna : putih
Salah satu yang termasuk gula reduksi adalah gula invert. Gula invert dihasilkan dari hidrolisis sukrosa menghasilkan glukosa dan fruktosa. Sukrosabereaksi bersama asam dalam campuran air dengan bantuan enzim invertase.Reaksi hidrolisis sukrosa adalah sebagai berikut :

 C12H22O11 +  H2O →  C6H12O6  +  C6H12O6
 (sukrosa, (air (glukosa (fruktosarotasi= +66.5°), tidak ada rotasi) rotasi = +52.7°) rotasi = -92°)

            Gula invert termasuk golongan gula reduksi karena dapat mereduksi ion tembaga dalamlarutan alkali.Salah satu yang termasuk gula reduksi adalah gula invert. Gula invertdihasilkan dari hidrolisis sukrosa menghasilkan glukosa dan fruktosa. Sukrosabereaksi bersama asam dalam campuran air dengan bantuan enzim invertase.
 Struktur glukosa (rotasi +52.7°)                                Struktur fruktosa (rotasi = -92°)
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiOTRw7UjlV1oWeLhe86_qa6UadYRFy29u5Z3tfGLoJXVA6wRrTTc98Ex-CeieSdMdaX8sXzRWFqlxGYnyuS_qgi8CSASnJ0R4k8hLog-UmsInBdTyYEvd4VzME-yQQJcpmhWBjkabWlRo/s200/1bc22d2cda15689fb09a4402abd15006.gifhttps://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhurRUomrfGCrctNwM3iPhznpB7lbRs9gLzKj7DnbfJg6V9YsYpyyFXTtPmkFiEpboLRiaD2KosAor6vR7ZE0LLsrOtU9pmehGFxNf0WYoVhwPhtAiDHjXSoB9QW1MtA4mneoWDb4Vr_-k/s200/fructosa.png


 Pemeriksaan Kuantitatif
        Analisis dengan Metode Luff-Schoorl. Prinsip analisis dengan Metode Luff-Schoorl yaitu reduksi Cu2+ menjadi Cu 1+ oleh monosakarida. Monosakarida bebas akan mereduksi larutan basa dari garam logam menjadi bentuk oksida atau bentuk bebasnya. Kelebihan Cu2+ yang tidak tereduksi kemudian dikuantifikasi dengan titrasi iodometri (SNI 01-2891-1992).
Reaksi yang terjadi (1.:
Karbohidrat kompleks → gula sederhana (gula pereduksi)
Gula pereduksi+ 2 Cu2+→ Cu2O(s)
2 Cu2+ (kelebihan) + 4 I-→ 2 CuI2 → 2 CuI- + I2
I2 + 2S2O32-→ 2 I- + S4O6 2-
(1.2)
Osborne dan Voogt (1978) mengatakan bahwa Metode Luff-Schoorl dapat diaplikasikan untuk
produk pangan yang mengandung gula dengan bobot molekuler yang rendah dan pati alami atau
modifikasi.
         Kemampuan mereduksi dari gugus aldehid dan keton digunakan sebagai landasan dalam
mengkuantitasi gula sederhana yang terbentuk. Tetapi reaksi reduksi antara gula dan tembaga
sulfat sepertinya tidak stoikiometris dan sangat tergantung pada kondisi reaksi. Faktor utama yang mempengaruhi reaksi adalah waktu pemanasan dan kekuatan reagen. Penggunaan luas dari metode ini dalam analisis gula adalah berkat kesabaran para ahli kimia yang memeriksa sifat empiris dari reaksi dan oleh karena itu dapat menghasilkan reaksi yang reprodusibel dan akurat (Southgate
1976).

Daftar pustaka:

0 komentar:

Posting Komentar