Senin, 15 Oktober 2012

bahan tambahan makanan

 
Bahan Tambahan Makanan (Pengawet)
a.        Pengertian
-          Food Additive (Bahan Tambahan Makanan)
                Food Additive adalah senyawa (atau campuran berbagai senyawa) yang sengaja
ditambahkan ke dalam makanan dan terlibat dalam proses pengolahan, pengemasan ataupenyimpanan, dan bukan merupakan bahan (Ingredient) utama.
                Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 235/MenkesPerNi/1979 tanggal 19 Juni 1979 mengelompokkan food additive menurut fungsinya, yaitu: (1) antioksidan dan antioksidan sinergis, (2) anti kumpal, (3) pengasaman, penetral dan pendapar, (4) enzim, (5) pemanis buatan, (6) pemutih dan pematang, (7) penambah gizi, (8) pengawet, (9) pengemulsi, pemantap
dan pengental, (10) pengeras, (1 1) pewama &mi dan sintetik, (12) penyedap rasa dan aroma, (13) sekuestren dan (14) bahan tambahan lain.
-          pengawet
                Zat pengawet adalah bahan tambahan kimiawi yang ditambahkan untuk mencegah atau menghambat fermentasi, pengasaman atau penguraian lain terhadap makanan yang disebabkan oleh mikroorganisme.
a.        Tujuan
                Tujuan pemakaian pengawet adalah untuk :
  • Mencegah perkembangan mikroorganisme
  • Mempertahankan mutu dan memperpanjang masa simpan
  • Melindungi konsumen dari bakteri bahaya
  • Kebutuhan ekonomi
b.        Jenis pengawet
                Jenis pengawet yang digolongkan :
1.        1. Pengawet Organik
  • Benzoat
  • Propionat
  • Sorbat
  • Asam Asetat
  • Epoksida
1.        2. Pengawet Inorganik
  • Sulfur dioksida dan sulfit
  • Nitrit dan nitrat
1.        3. Anti Ketengikan
  • BHT, BHA, PG
                 Menurut Badan Pengawasan Pangan Obat dan Makanan (BPPOM) ada beberapa jenis bahan pengawet yang boleh digunakan dalam produksi makanan, contohnya adalah sebagai berikut:
    • Natrium Benzoate (sodium benzoate),  Digunakan untuk acar dalam botol, keju, margarin, apricot kering, selai, jely, sirup, saus, kecap, anggur buah dan minuman berakohol, serta makanan lainnya kecuali daging, ikan dan unggas. Batas maksimum penggunaan 200mg-1gr / kg.
    • Natrium Bisulfit (sodium Hydrogen Sulphite),  Digunakan pada potongan kentangan goreng beku, udang beku, dan selai dengan batas maksimum penggunaan 50-500 mg/kg.
    • Natrium Metabilsufit (Sodium Methabisulphite), Digunakan pada potongan kentangan goreng beku, udang beku, dengan batas maksimum penggunaan 50-100 mg/kg.
    • Natrium Nitrat (Sodium Nitrat), Digunakan untuk daging olahan dan awetan, keju dengan dosis 50-500 mg/kg.
    • Natrium Nitrit (Sodium Nitrite), Digunakan untuk daging olahan, daging awetan, corned kalengan dengan 50 mg – 125 mg/kg.
    • Natrium Propionat (Sodium Propionat), Digunakan untuk olahan keju dan roti, batas penggunaan 2-3 gr/kg.
    • Natrium Sulfit (Sodium Sulphite), Digunakan untuk potongan kentang goreng beku, udang beku dan selai dengan batas maksimum penggunaan 50-500 mg/kg.
    • Nisin (Nisin), Digunakan untuk keju olahan dengan dosis 12,5 mg/kg.
    • Asam Benzoat (Benzoic Acid), Bahan ini banyak digunakan pada kecap, minuman ringan, acar, margarin, selai, saos, dll. Batas maksimum penggunaan 600 mg – 1 gr/kg.
    • Asam Propionat (Propionic Acid), Banyak digunakan untuk olahan keju dan roti. Batas maksimum penggunaan 2-3 gr/kg
    • Asam Sorbat (Sorbic Acid), Digunakan untuk keju olahan. Dosis penggunaan 3gr/kg.
    • Belerang Dioksida (Sulfur Dioxide), Banyak digunakan untuk acar, jelly, selai, saus, gula bubuk, gula pasir, cuka, sirup, bir/minuman ringan, anggur, sosis, ekstrak kopi kering, gelatin dll. Batas maksimum penggunaan 20-500 mg/kg
c.        dampak negative pengawet
                Peredaran bahan pengawet saat ini sangat tak terkendali, terlebih bahan pengawet yang bernama formalin dan borak. Banyaknya masyarakat yang tidak tahu akan dampak negatif dari bahan-bahan tersebut menambah leluasanya barang itu bredar disekitar kita. Terlebih tidak adanya lagi pengawasan yang ketat. Disini akan saya terangkan sedikit tentang dampak atau efek bagi kesehatan manusia bila mengkonsumsi produk pangan yang tercemar oleh formalin atau bahan pengawet bahan pengawet makanan lainnya.
                Efek akut berupa tenggorokan dan perut terasa terbakar, sakit menelan, mual, muntah dan diare, kemungkinan terjadi pendarahan, sakit perut yang hebat, sakit kepala, hipotensi (tekanan darah rendah), kejang, tidak sadar hingga koma. Selain itu juga dapat terjadi kerusakan hati, jantung, otak, limpa, pankreas, sistem susunan syaraf pusat dan ginjal.Efek kronis berupa timbul iritasi pada saluran pernafasan, muntah-muntah dan kepala pusing, rasa terbakar pada tenggorokan, penurunan suhu badan dan rasa gatal di dada. Bila dikonsumsi menahun dapat menyebabkan kanker.
e. Kromatografi lapis tipis

                 merupakan salah satu analisis kualitatif dari suatu sampel yang ingin dideteksi dengan memisahkan komponen-komponen sampel berdasarkan perbedaan kepolaran.

Prinsip

Prinsip kerjanya memisahkan sampel berdasarkan perbedaan kepolaran antara sampel dengan pelarut yang digunakan.Teknik ini biasanya menggunakan fase diam dari bentuk platsilika dan fase geraknya disesuaikan dengan jenis sampel yang ingin dipisahkan. Larutan atau campuran larutan yang digunakan dinamakan eluen. Semakin dekat kepolaran antara sampel dengan eluen maka sampel akan semakin terbawa oleh fase gerak tersebut.
Alat dan Bahan :
1. Alat
a. Alumunium foil
b. Beaker glass
c. Kertas saring whatman
d. Lidi
e. Klip
f. Blower
2. Bahan
a. Safranin
b. Pewarna Makanan
c. Methylene Blue
d. Minyak
Cara kerja :
1. Potong kertas whatman sesuai kebutuhan
2. Garis dengan pensil dengan jarak 2 cm dari sisi bawah kertas
3. beri tanda titik tempat sampel akan diletakkan dengan jarak 1,5-2 cm jarak tiap sampel
4. Letakkan sampel pada tiap titik sebanyak 10 ul menggunakan pipet kapiler
5. Masukkan pelarut dengan ketinggian 1-1.5 cm ke dalam bejana
6. Masukkan kertas whatman yang telah ditetesi sampel
7. Lakukan pengembangan selama 5-10 menit atau sampai eluen atau pelarut hampir mencapai batas ketinggian 2 cm dari batas atas, atau dengan ketinggian secukupnya sesuai keperluan, jika pelarut sampai tengah kertas saring telah menunjukkan pemisahan sudah biasa ditentukan.
8. Sampel dibiarkan dengan angin-angin / dengan blower
9. Berilah tanda batas pelarut bagian atas
10. Lakukan pengamatan, tulis hasil dan pembahasan terhadap senyawa dan komponen pada kromatogram



daftar pustaka

0 komentar:

Posting Komentar